Bagaimanakah hukum mencintai dan
mengambil suami orang???...
Agama Islam tidak pernah melarang
siapapun untuk mencintai orang lain bahkan mencintai orang yang haram untuk
dinikahi sekalipun. Karena cinta adalah fitrah yang datang dan bertandang tanpa
harus diundang. Bahkan orang yang mencintai memiliki derajat yang tinggi serta
mulia disisi Allah subhanahu wa ta’ala. Sehingga jika orang yang mencintai mati
karena kecintaan yang begitu mendalam, maka orang tersebut adalah mati syahid
(akhirat) dengan ketentuan-ketentuannya.
والميت عشقا ولو لمن لم يبح وطؤه
كأمرد، بشرط العفة، حتى عن النظر، بحيث لو اختلى بمحبوبه لم يتجاوز الشرع. وبشرط
الكتمان حتى عن معشوقه. حاشية إعانة الطالبين
Imam Abu Bakar Ibnu Sayyid Muhammad
Syata Al Dimyathi menyatakan bahwa salah satu orang yang mati syahid (akhirat)
adalah orang yang mati karena kecintaan yang mendalam walaupun terhadap orang
yang tidak boleh disetubuhi (dinikahi). Seperti mencintai anak muda yang memiliki
paras cantik dengan ketentuan tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan
syari'at, bahkan dari sekedar melihat, sekiranya ia bertemu dengan orang yang
dicintainya, maka ia tidak melakukan hal-hal yang melanggar syari’at. Dan
dengan syarat kecintaannya dipendam serta tidak diutarakan dan dipublikasikan
bahkan terhadap orang yang dicintainya.
أخبرنا إسحاق بن إبراهيم قال أنا
معاوية بن هشام قال نا عمار بن رزيق عن عبد الله بن عيسى بن عبد الرحمن بن أبي
ليلى عن عكرمة عن يحيى بن يعمر عن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال من
خبب عبدا على أهله فليس منا ومن أفسد امرأة على زوجها فليس منا . السنن الكبرى
للنسائي.
Adapun hukum mencintai suami orang
lain dan bertujuan untuk merusak rumah tangganya agar dapat menikahinya adalah
haram berdasar hadits dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu, beliau berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda “Barang siapa
menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba dari tuannya, maka ia bukanlah
bagian dari kami. Dan barang siapa merusak (hubungan) seorang wanita dari
suaminya, maka ia bukanlah bagian dari kami”.
Berdasar hadits tersebut diatas,
Imam Abdurrahman Al Juzairi menegaskan bahwa agama Islam melarang untuk
melakukan hal-hal yang dapat merusak jalinan kasih suami dan istri. Hal itu
merupakan dosa besar bagi Allah dan `Ulama berbeda pandangan dalam meyikapi
orang yang merusak jalinan antara suami dan istri sebagaimana uraian berikut:
إفساد المرأة على زوجها إن
الدين الإسلامي يحرم السعي بالفساد بين الزوجين ويعتبره من أكبر الكبائر عند الله
وقد اختلف الفقهاء في حكم من أفسد امرأة على زوجها حتى طلقها المالكية -
قالوا : إن من أفسد زوجة غيره ليتزوجها بعده تحرم عليه تحريما مؤبدا معاملة له
بنقيض قصده . وقد روى الإمام أحمد بإسناد صحيح عن بريدة رضي الله عنه عن رسول الله
صلى الله عليه و سلم أنه قال ( من خبب على امرئ زوجته أو مملوكه فليس منا ) ومعنى
- خبب - أي خدع وأفسد الحنفية والشافعية - قالوا : إن إفساد الزوجة على
زوجها لا يحرمها على من أفسدها بل يحل له زواجها ولكن هذا الإنسان يكون من أفسق
الفساق وعمله يكون من أنكر أنواع العصيان وأفحش الذنوب عند الله عز و جل يوم القيامة
روى الطبراني في الصغير والأوسط من حديث ابن عمر رضي الله تعالى عنهما أن رسول
الله صلى الله عليه و سلم قال : " من أفسد امرأة على زوجها فليس منا . الفقه
على المذاهب الأربعة.
`Ulama dari kalangan madzhab Maliki
menyatakan bahwa sesungguhnya orang yang merusak istri orang lain agar ia dapat
menikahinya setelah dicerai, maka haram bagi orang tersebut menikahinya untuk
selama-lamanya.
`Ulama dari kalangan mazhab Hanafi
dan Syafi'i menyatakan bahwa orang yang merusak seorang istri dari suaminya,
maka boleh bagi orang tersebut menikahinya setelah dicerai. Tapi orang semacam
ini merupakan orang yang paling fasiq dan paling ma'siat serta lebih buruknya
dosa menurut Allah kelak dihari kiamat.
والله اعلم بالصواب
Tags:
Cinta Terlarang